Senin, 10 Agustus 2015

Semakin dekat. Semakin jauh...

Rindu, lima kata yang mempunyai beberapa definisi rasa. 
Rindu, bisa menyenangkan. Bisa juga menyakitkan.
Rindu, ketika terhalang oleh ruang waktu tetapi masih bisa saling berinteraksi.
Dan rindu, ketika semua sudah dekat didepan mata. Tapi, wajah dan tubuh ini semakin lama semakin menjauh. 

Senin, 04 Mei 2015

Untuk aku, kau, dan jarak..

Ketika perasaan kasih sayang harus terhalang oleh apa yang nampak didepannya, seolah teriris sepi menahan rindu yang tak berujung, rindu yang aku sisipkan disenyummu ketika kita terkahir kali bertemu masih saja tersimpan manis difikiranku. Entah apa yang harus ku lakukan, membuang fikiran itu jauh-jauh atau bahkan memelihara dan menyimpannya kembali dengan rapi dikepalaku. Berat, sungguh berat bagai menopang batu besar diatas kepala dan hatiku. Ketika ekspektasi tidak seindah realita. Apakah cinta bisa bertahan ditengah jarak yg jauh berkilo-kilo memisahkan kita, apakah cinta mudah memahami kata rindu ketika kita hanya melalui hari-hari dengan ketikan keyboard atau bahkan dengan suara yang terdengar dari mikrofon handphone, dan ketika hati menjerit meminta untuk memelukmu tapi raga kita terpisah jauh, sebenarnya seperti ditusuk hati ini oleh senyum manis yg ku tinggalkan diujung sana. Tapi, jauh dari itu, mungkin orang biasa yang hanya memiliki perasaan yang kecil akan cepat menyerah akan hal itu, tapi aku. Disini, dengan jarak yg sangat jauh memisahkan kita, yakin bahwa cinta kita tidak mudah tergoyahkan oleh jarak yang membatasi. Ketika orang berbicara "ah, yang dekat lebih indah" sekejap aku menjadi tidak tertarik dengan kata-kata itu. Ada hal yang lebih indah ketika dua insan dipisahkan oleh jarak, namun mereka bertemu dengan perasaan yg sangat besar, yang mereka sendiri tidak menyadarinya seberapa besar cinta mereka untuk dirasakan, kembali lagi. Setinggi apapun ombak, ombak akan tetap memahai samudranya, begitupun kita. Sejauh apapun kita dipisahkan oleh jarak, kita akan tetap memahami satu sama lain, memahami bahwa kita terlalu mahal dipisahkan oleh hal sekecil itu.

Tetep sama aku sat, apapun yg terjadi sekarang, besok, atau bahkan dimasa depan nanti. I love you so much.

Sarahrhm

Kamis, 26 Juni 2014

Isi Hati

Rasanya seperti ada ratusan jarum yang ditusukan berkali-kali ke hati ini. Sesak, sakit, sampai rasanya mungkin sudah tidak ada lagi darah yang mengalir lagi disana. Ini yang dirasakan ketika orang yang kita sayangi lebih memilih menyudahi tulisan indahnya dibanding memperjuangkannya. Hati ini selalu bertanya, apakah setitik hitam dapat merusak sebuah tali cinta? Terlalu lucu untuk dipikirkan. Mungkin aku lelah, saat aku selalu membangun benteng pertahanan untuk kita, tapi kau yang menghancurkannya begitu saja. Apakah Tidak adakah kepekaanmu untuk membangun kembali benteng yang sudah kau rubuhkan? Kau rubuhkan benteng itu dengan emosi yang selalu menjadi sahabatmu, tanpa ada kejernihan hati. Apa yang harus dilakukan sekarang? Aku Terjebak dalam kondisi hati tidak menentu. Entah apa yang dirasakan kau disana, apa merasakan hal yang sama ketika kebahagian pergi berlalu begitu saja. Biarkan Sang Maha Penentu menuntun kita kejalan setapak yang dapat dilalui bersama lagi, dan membiarkan kita memperjuangkan tali cinta kita kembali. 

SarahRhm's

Kamis, 19 Desember 2013

Perbedaan Kau dan Aku

Kau orang beruntung yang bisa merasakan cintanya....
Kau orang yang terpilih dapat merasakan kasih sayangnya..
Kau yang hadir disaat sepi menghampirinya...
Kau orang yang tepat untuk menempati sisi kosong hatinya...

Sementara aku.....

Aku orang yang dekat tapi tidak bisa merasakan cintanya....
Aku bukan orang yang terpilih yang dapat merasakan kasih sayangnya..
Aku yang selalu ada untuknya, tapi tak pernah dilihat keberadaannya..
Dan aku, bukanlah orang yang tepat untuk mengisi kekosongan hatinya...

Sangat berbeda antara kau dan aku..
Bersyukurlah menjadi orang yang istimewa dihatinya...
Aku bahagia melihatmu denganya, walapun bukan denganku...
Aku hanya bisa berharap, semoga kau orang yang tepat untuk mendampingi dirinya....


Minggu, 08 Desember 2013

:')

Ini bukan rangkaian puisi, sajak ataupun cerpen. Ini hanya rangkaian kalimat perasaan seseorang yang sudah menunggu bertahun-tahun, lalu diabaikan begitu saja. Sakit, ya tentu sakit bukan main. Saat orang yang disayangi dan yang idam-idamkan selama bertahun-tahun sekarang sudah memiliki tambatan hati. Tambatan hati yang belum ia kenal lama seolah merubah perasaannya yang dahulu aku kenal... Sekarang aku tersadar, bahwa dalam kurun waktu yang begitu lama, aku tak bisa merubah perasaannya kepadaku, ya tetap seperti itu; biasa-biasa aja. hanya khayalan yang selalu membuatku tersipu malu, tertawa sendiri, merasakan bahwa kau itu milikku. Tapi setelah khayalan itu pergi, hmm rasanya seperti jatuh dari atas gedung. Sakit bukan main. Memang selama menunggunya aku juga memiliki seseorang yang menemaniku. Tapi aneh, rasanya 1/2 hatiku sudah dimiliki olehnya. Aku tidak bermaksud untuk tidak setia kepada pasanganku, tapi ini yang terjadi. sosoknya mampu merubah hatiku. Aku tidak tau apa yang sebenarnya aku rasakan, aku hanya bisa menikmati rasa ini sendirian... Mungkin untuk saat ini aku hanya mencoba untuk menghilangkan rasa kekecewaan itu dan kembali mencintai sepenuh hati seseorang ada di hatiku. Dan biarkan saja, 1/2 hatiku kosong terisi olehmu..

Sabtu, 20 April 2013

Kerinduan

Ketika rindu itu mulai tiba...
Merasuki pikiran, hati dan jiwa..
Kau yang begitu aku cinta..
Seketika menghilang entah kemana...

Apa yang harus ku lakukan...
Ketika sebuah kerinduan tidak tersampaikan...
Apa rindu ini harus tercampakan..
Apa biarkan saja rindu ini terbang mencari orang yang dirindukan...

Perlahan aku mencoba mengendalikan pikiran...
Ketika rindu yang ku punya tidak bisa tersampaikan...
Biarkanlah do'a ku yang menyampaikan kerinduan ini kepadanya..
Karena do'a adalah jalan yg terbaik untuk menyampaikan rindu ini kepadanya...



By Sarah Rhamdhani Fitriah

Sabtu, 13 April 2013

Seorang Penunggu

SEORAHG PENUNGGU Entah apa yang dirasakan, ketika kita sedang menunggu orang yang tidak pernah sadar dan peka bawha dia sedang ditunggu oleh seseorang.... Rasa sabar yang sudah menggunung selalu tersimpan didalam benak sang penunggu ini... apa yang harus dilakukan oleh sang penunggu? Apa harus ada salah satu pihak yang mengalah, untuk memberitahukan kepadanya bahwa dia sedang ditunggu, atau mungkin rasa menunggunya dibiarkan dan disimpan dalam hati sampai orang yg ditunggu peka dengan sendirinya... Tentu sulit. Perlu diketahui, ketika seseorang menunggu dia berada dalam diposisi yang serba salah, apalagi yg semakin sulit jika orang yg ditunggu itu orang yang dulunya itu bisa disebut temen dekat, sahabat atau sejenisnya. Ada beberapa faktor mengapa sang penunggu enggan untuk mengatakan yang dia rasakan kepada orang yg ia tunggu. faktor yang pertama, sang penunggu ini berada di posisi sebagai perempuan, tentu mereka lebih baik memendam daripada harus mengungkapkannya. Ya kurang lebih mempertahankan gengsinya. faktor yang kedua, sang penunggu ini takut jika sudah memberitahu kepadanya, orang yg ditunggu itu pun pergi menjauh dan mengabaikan perasaannya yg setelah lama sang penunggu pendam. faktor-faktor tersebut yg selalu mendukung sang menunggu tetap dalam posisi semula, seakan orang yg ditunggu itu tidak mengetahui apa2.. ini adalah fase tersulit.. Walaupun keadaan ini sulit namun menunggu dengan banyak rintangan tidak membuat dia berhenti untuk menunggu orang yang dia sayang. Karena ada satu keyakinan dalam diri seorang penunggu, yaitu cepat atau lambat penantiannya itu akan menemukan jawaban meski pada akhirnya jawaban itu membuat si penunggu itu merasa kecewa. Intinya tidak mungkin orang yang ditunggu tidak peka terhadap orang yang telah telah menunggunya sekian lama. Atau mungkin sebenarnya dia sudah peka namun keadaan yg membuat dia menyembunyikan kepekaan ya tersebut. Tetapi jika memang dia tidak peka dengan perasaan sang penunggu, biarkan keadaan sekarang yang menghilangkan semua rasa yang ada, dan kembali seperti semula seakan tidak pernah ada yang seorang penunggu dan tidak ada seorang yang ditunggu. Sekian.....






By Sarah Rhamdhani Fitriah